Pentingnya Penanaman Nilai-nilai Karakter pada Diri Anak
Oleh:
Titi Suryansah
Sikap (afektif) menjadi aspek yang sangat
penting untuk ditanamkan pada anak. Sikap menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam pendidikan karakter. Seperti diketahui bahwa pendidikan di Indonesia
dirancang untuk membentuk masyarakat Indonesia yang berkarakter. Dalam
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum (2009:9-10) menyatakan bahwa dalam rangka lebih memperkuat
pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber
pada agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai di atas hendaknya mampu diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, oleh sebab itu diperlukan penanaman nilai-nilai
karakter sejak dini.
Pendidikan karakter
sangatlah penting bagi semua warga negara. Pendidikan karakter harus mulai
dipupuk sejak dini. Sebelum anak memasuki usia sekolah penanaman karakter
hendaknya sudah dimulai di lingkungan keluarga. Orang tua memegang peranan
penting dalam hal tersebut. Pemberian
suri tauladan yang baik mampu memberikan efek positif pada diri anak. Ajak anak
untuk selalu peka terhadap situasi dan kondisi di rumah. Misalkan saja saat
kita melakukan suatu pekerjaan, jangan segan untuk meminta bantuan pada anak
kita. Tentunya kita sampaikan dengan kalimat yang baik. Jangan lupa ucapkan
terimakasih setelah anak membantu kita. Melalui hal kecil tersebut diharapkan mampu menumbuhkan sikap
kerjasama dan tolong menolong di lingkup keluarga. Usahakan untuk melibatkan
anak dalam pengambilan keputusan, misalkan dalam menentukan bentuk acara
keluarga untuk mengisi liburan. Untuk menumbuhkan sikap menghargai pada diri
anak bisa kita tanamkan dengan selalu menghormati pendapat anak. Contoh lain
yang bisa kita tanamkan adalah ketika waktu belajar tiba, sebagai orangtua yang
baik hendaknya kita mendampingi
mereka. Jangan sampai kita menyuruh anak
belajar, namun kita sebagai orang tua asyik melihat televisi, bermain HP, atau
aktivitas lain.
Penanaman karakter di
lingkungan keluarga akan mempengaruhi pengembangan karakter anak di lingkup
selanjutnya, yakni sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah juga menjadi
salah satu lingkup pengembangan karakter anak. Pada usia sekolah anak akan
banyak berinteraksi dengan anggota keluarga besar sekolah, seperti siswa dan guru.
Guru hendaknya mampu menanamkan dan memupuk pendidikan karakter bagi siswanya. Saat kegiatan pembelajaran guru bisa menyisipkan
pendidikan karakter seperti kerjasama, tolong menolong, tanggungjawab,
menghargai, disiplin, dan lain-lain. Misalkan saja untuk menanamkan sikap
kerjasama, guru bisa menerapkan pembelajaran secara kolaboratif atau bentuk
kerja kelompok. Bentuk pembelajaran yang demikian akan menuntut siswa untuk selalu kerjasama dan berusaha
sebaik mungkin supaya mampu mendapatkan yang terbaik. Jangan lupa pada tahap
mengkomunikasikan dimana satu kelompok mempresentasikan pekerjaannya, kelompok
lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atau bertanya tentang
sesuatu yang belum diketahui. Tekankan pada siswa untuk menghormati pendapat dari
kelompok lain. Ajak siswa untuk menghargai adanya perbedaan pada setiap
individu. Selain itu, guru juga bisa menerapkan berbagai metode permainan yang
sekiranya mampu memupuk sikap positif anak. Selama di sekolah, guru memegang peranan penting sehubungan
dengan penanaman karakter pada diri siswa. Selain dalam
kegiatan pembelajaran, guru
juga bias menerapkan peneanaman karakter di luar kegiatan pembelajaran. Guru
dapat memberikan contoh yang
baik tentang berbagai sikap yang bisa diterapkan siswa. Misalkan saja, pembiasaan untuk berbicara yang
sopan ketika berkomunikasi dengan siapa saja, berjabat tangan, dan meminjamkan
pensil bagi teman yang tidak membawa.
Selain dua lingkungan
di atas, lingkungan masyarakat juga mampu memberikan pengaruh bagi perkembangan
karakter siswa. Meskipun kita tahu anak usia sekolah belum banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan masyarakat tetapi lingkungan ini juga memiliki peran
yang tidak kalah penting. Setelah seorang anak pulang dari sekolah, terkadang
mereka menghabiskan waktunya untuk bermain dengan tetangga. Saat itulah anak
akan berinteraksi dan saling mengenal serta belajar banyak hal., baik itu yang
baik atau buruk. Untuk menghindarkan anak dari pengaruh negative, hendaknya
anak diberika pondasi yang kuat. Jika dari rumah anak sudah memiliki bekal atau
pondasi yang kuat tentunya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negative yang
datangnya dari lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Bersamaan dengan awal tahun ajaran baru sekolah marilah kita tingkatkan penanaman nilai-nilai karakter pada diri anak. .Jalin kerjasama yang baik antara ketiga ruang
lingkup siswa sehubungan dengan pendidikan karakter anak. Semangat pendidikan
hendaknya juga memberikan motivasi kepada
semua pihak untuk bersama-sama melakukan yang terbaik sehingga bisa memberikan
contoh yang baik kepada anak-anak kita.
Dari uraian
di atas dapat kita ambil
kesimpulan bahwa ketiga lingkungan siswa memberikan pengaruh pada pengembangan
karakter anak. Semua pihak harus menyadari akan tugas dan tanggungjawabnya
masing-masing. Ketiganya harus seiring
sejalan guna mewujudkan generasi penerus yang berkarakter. Karakter yang baik
akan mampu menciptakan lingkungan masyarakat yang aman dan damai.
NAMA MEDIA :
BULETIN WARTA GURU
TANGGAL PEMUATAN : EDISI 2 TAHUN 2016
HALAMAN SAAT TULISAN DIMUAT : 41 s.d. 43
Blog bagus dan ringan juga pas bukanya, google suka blog yg ringan seperti ini. Sekedar masukan sj lebih mantap unt sub judul seperti Pendahuluan, Inti, dan Penutup menggunakan heading title (ada pada bagian menubar). Mesin pencari google suka konten yg menggunakan heading title seperti ini.
BalasHapusTerimakasih masukannya bapak...akan berusahan saya perbaiki...
Hapus