Hallo
bapak/ ibu guru hebat seluruh Indonesia. Saya akan membagikan ilmu hasil dari
mengikuti pelatihan bersama Arif Darmadiansah. Beliau membagikan pengalaman
mengenai kompetisi inobel tingkat nasional. Pertama kali mengikuti inobel tahun
2016 berawal dari ide atau gagasan sederhana.
Pak
Arif pingin membuat kelas yang digunakannya untuk pembelajaran menjadi lebih
menarik dan menyenangkan. Beliau merasa kualitas pembelajaran yang dilakukannya
kurang optimal. Sarana dan prasarana tidak mencukupi. Dari apa yang dirasakan
Pak Arif tentunya menjadi masalah yang ingin beliau pecahkan.
Beliau
berpikir bagaimana kondisi yang dialami tersebut dimana belum ada listrik,
sinyal, dan internet bisa mengembangkan sebuah produk. Beliau memulai
menuliskan kondisi yang ada dan memulai untuk berkompetisi. Karya yang dibuat
bisa berupa PTK, eksperimen, atau pengembangan (R & D).
Diceritakan
bahwa untuk mengikuti lomba inovasi pembelajaran tahap pertama harus melewati
seleksi administrasi kemudian dilakukan penilaian proposal penelitian. Apabila
lolos maka akan mendapatkan undangan bimtek dari kemendikbud.
Pada
tahun 2016 dipilihlah 100 peserta yang lolos sebagai finalis. Kemudian 2 tahun
kemudian, format dibedakan yaitu Ada kategori utama bagi peserta yang pernah
juara, madya yang pernah masuk finalis namun belum juara dan pemula bagi yang
pertama kali mengikuti. Tes yang dilakukan saat berada pada babak final yaitu
tes tertulis, presentasi, dan laporan hasil penelitian. Isi tertulis terdiri
dari soal pedagogik pilihan ganda berjumlah 100 soal.
Kembali
pada pengalaman Pak Arif terinspirasi
dari sebuah proyektor hologram 3d. Saat akan menjelaskan materi tentang
invertebrata, anak-anak tidak mempunyai gambaran sama sekali. Supaya lebih
menarik, mediapun dibuat. Bahan dibuat dari mika tutup CD bekas yang dibentuk
seperti prisma sebagai tempat hologramnya. Untuk menayangkan video atau gambar,
mika CD menggunakan barang bekas. Setelah masuk final kemudian diganti
menggunakan akrilik.Untuk tampilan menjadi lebih jelas dan tidak kusam. Metode
penelitian yang digunakan adalah R & D. Proses validasi dilakukan oleh
pengawas. Kemudian diujikan ke anak-anak dan mendiseminasikan ke teman guru
lain. Hasil yang diperoleh minat dan hasil belajar menjadi meningkat.
Dua
tahun kemudian, lomba inovasi pembelajaran kembali diikuti dengan persiapan
yang lebih matang. Media kali ini diberi nama Millea (Mikrosop lensa laser
tenaga surya).Dapat idenya saat akan melakukan pembelajaran mengenai struktur
tumbuhan namun tidak memiliki mikroskop untuk melakukan pengamatan. Bahan utama
yang digunakan adalah HP dan ditambah dengan lensa laser bekas mainan anak-anak
sehingga pembesarannya bertambah dan sudah bisa dimanfaatkan untuk melihat
struktur anatomi tumbuhan. Dari ide tersebut kembali memberikan kesempatan Pak
Arif sebagai juara.
Untuk
mengembangkan sebuah ide menjadi suatu inovasi sebenarnya tergantung pada bapak
dan ibu guru sendiri. Setiap guru tentu memiliki masalah sendiri di sekolahnya
yang bisa dikembangkan menjadi sebuah ide atau inovasi dalam pembelajaran.
Jadi, sebagai guru tentunya harus kreatif dalam memecahkan masalah dan
mengembangkan ide sehingga memberi manfaat untuk semua.
Langkah
dalam membuat suatu inovasi pembelajaran secara garis besar adalah perolehan
ide, pembuatan produk, validasi ahli, uji coba dan produk jadi. Kemudian untuk instrumen
penilaian dari produk yang dibuat sangat banyak, namun memiliki aspek mudah
didapat, mudah ditiru, dan seberapa manfaat produk itu penjadi penilaian yang
tinggi.
Pengalaman
yang disampaikan Pak Arif tentunya sangat bermanfaat sekali bagi saya dan
harapannya untuk semua yang mebaca tulisan saya ini. Terus lakukan inovasi
dalam pembelajaran dan berikan yang terbaik untuk peserta didik kita. Tetap
semangat dan salam literasi.