Jumat, 17 April 2020

Ingin Menjadi Guru Berprestasi???



Guru berprestasi merupakan julukan yang sangat luar biasa menurut saya. Dalam pikiran saya yang namanya berprestasi berarti memiliki segudang prestasi dan banyak karya sehingga bisa menjadi sosok idola dan teladan bagi lainnya. Oleh sebab itu butuh perjuangan untuk bisa mendapatkan julukan tersebut, apalagi sebutan tersebut diberikan oleh pusat (nasional). Nah...perjuangan tersebut telah dialami oleh salah satu guru hebat dari Gunungkidul, yaitu Sigit Purnomo. Beliau telah melalui perjuangan panjang dan berliku hingga akhirnya tahun 2015 dinobatkan menjadi Guru SMP berprestasi tk nasional. Prestasi tersebut tidak diperoleh dengan mudah karena sebelumnya beliau sering mengikuti ajang lomba serupa bahkan ada yang sama namun mengalami kegagalan. Dari kegagalan yang dialami beliau ternyata dijadikannya pengalaman yang berharga sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki kedepannya.
Menjadi pemenang guru berprestasi tingkat nasional tidak didapatkannya dengan mudah. Butuh proses panjang untuk meraihnya. Hal tersebut yang dirasakan Pak Sigit. Beliau mempersiapkan semuanya sejak awal menjadi guru. Beliau selalu mengarsipkan bukti keikutsertaan dalam berbagai kegiatan. Jika melihat portofolio Pak Sigit tingkat nasional tentu akan dibuat terpana dengan banyaknya karya dan aksi yang telah beliau lakukan. Ternyata benar apa yang disampaikan. Butuh persiapan matang untuk mengikuti event besar seperti itu. Adapun bentuk penilaian dalam lomba guru berprestasi adalah :
1.      Tes tertulis yang meliputi empat kompetensi guru, yaitu pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.
2.      Tes wawancara
3.      Psikotes
4.      Presentasi dan tanya jawab mengenai karya tulis
Kemampuan dalam melakukan presentasi juga menjadi poin penting dalam penilaian guru berprestasi. Guru harus mampu mengemas bahan presentasi berdasarkan waktu yang disediakan dengan baik dan tepat. Banyak kegagalan guru dalam lomba yang diakibatkan karena ketidaksesuaian guru dalam menyampaikan presentasi. Jadi apa yang disampaikan keluar jalur dari yang seharusnya disampaikan, sehingga kekurangan waktu. Bahan presentasi atau Ppt harus dikemas dengan apik. Kemas dengan simpel dan tepat sasaran.
Tidak hanya gupres...beliau juga menjadi Duta Rumah Belajar. Beliau sangat layak menjadi Duta Rumah Belajar. Tidak hanya karena prestasinya, namun juga karena keahlian beliau di bidang Teknologi Informasi. Beliau mampu mengambil peluang dari sekian banyak kekurangan guru guru di sekitar kita. Seperti yang telah diceritakan beliau bahwa kriteria guru itu beragam, ada yang mahir tulis menulis namun TIK kurang. Ada juga yang kurang manguasai menulis namun mampu TIK. Beliau melihat kondisi di wilayah beliau pada saat itu adalah masih banyak guru yang penguasaan TI kurang sehingga beliau mengambil keputusan untuk melanjutkan sekolah S2 dengan memilih jurusan Teknologi Pendidikan. Berkat kuliah pada jurusan tersebut, beliau mampu menguasai berbagai skill teknologi yang tidak bisa dikuasai oleh setiap guru. Nilai lebih...itulah yang diperoleh beliau.
Pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Kita harus pandai pandai mencari peluang di sekitar kita tanpa harus merugikan orang lain. Kondisi yanga ada jadikan pecutan bagi diri kita untuk lebih maju dan selalu berkembang. Terdapat pesan penting dari bapak Sigit, yaitu teruslah belajar belajar dan belajar. Belajar bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja yang merupakan slogan rumah belajar. Banyak pengalaman berharga telah dibagi Bapak Sigit terkait lomba yangs ering beliau ikuti. Banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa diperoleh. Termasuk untuk kita sebagai sesama guru. Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan perjuangan. Jadi jangan mudah menyerah atau putus asa ketika kita mengalami kegagalan. Pepatah yang mengatakan bahwa kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda memang benar adanya.
Terkait dengan profesi seorang guru, kita harus terus mengambangkan kemampuan diri kita dalam bekerja dan berkarya. Bekerja tentu terkait dengan kinerja kita bersama peserta didik. Kita bisa terus menambah pengalaman dan pengetahuan serta mengasah kemampuan untuk bisa menjadi guru yang kompetitif. Guru berkarya bisa diartikan sebagai guru yang berusaha menciptakan inovasi atau karya demi kemajian pendidikan dan pembelajarannya. Karya tersebut bisa berupa media pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas mengajarnya. Selain itu bisa berupa karya tulis hasil penelitian atau pengalamannya dalam mengajar. Dalam menjalankan perannya sebagai guru tentu sering mengalami masalah. Masalah tersebut tentu harus dipecahkan supaya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain itu, kita bisa mencoba untuk menulis. Menulis bisa diwujudkan dalam bentuk buku atau artikel yang dimasukkan dalam blog, majalah, dan surat kabar. Teruslah bergerak dan berusaha menguasai ilmu pada jamannya. Kita menjadi guru pada jaman era digital seperti sekarang. Berarti kita harus berusaha menguasai bidang ilmu digital seperti sekarang. Kita harus mampu menyiapkan peserta didik kita menghadapi jaman mereka yang tentunya akan lebih canggih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Berinovasi Pembelajaran

Hallo bapak/ ibu guru hebat seluruh Indonesia. Saya akan membagikan ilmu hasil dari mengikuti pelatihan bersama Arif Darmadiansah. Belia...